Tante Nita

Jumat, 23 November 2007

Nimatnya Bercinta dengan Tante Nita


Apa yang akan kuceritakan ini terjadi beberapa tahun yang lalu, sewaktu aku masih kuliah sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa adanya, tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yang terlibat. Menginjak tahun kedua kuliah, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan.

Setelah "hunting" yang cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara. Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama. Bapak kosku, Om Rahmat adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Nita, wanita yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Nita cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Nita rajin ikut kelas aerobik.

Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran. Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Rahmat agak jarang di rumah. Tapi Tante Nita cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Nita akhirnya lebih akrab denganku. Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat.

Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Nita....


"Doni, kamu masih ada kuliah hari ini?", tanya Tante Nita suatu hari.

"Enggak tante..." "Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?"
"Oh, bisa tante..."
Tante Nita tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas.

Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Nita. Di sepanjang jalan Tante Nita banyak mengeluh tentang Om Rahmat yang semakin jarang di rumah.

"Om Rahmat itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana..."
"Yach, sabar aja tante.. itu semua khan demi tante dan anak-anak juga," kataku mencoba menghibur.

"Ah..Doni, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om."

Tiba-tiba tangan Tante Nita menyentuh paha kiriku dengan lembut,

"Biarpun begini, tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki... tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli."


Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Nita menatapku dengan tersenyum. Tante Nita terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Nita tersinggung atau disangka kurang ajar. Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Nita tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi.


"Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir... kamu bisa tolong pijitin tante khan?" katanya sambil menutup pintu mobil.

"Iya... sedikit-sedikit bisa tante," kataku sambil mengangguk.


Aku mulai merasa Tante Nita menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti.

Setelah sampai di rumah, Tante Nita langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Nita langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Nita sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.

"
Doni sayang... tolong ambilkan handuk dong..." nada suara Tante Nita mulai manja.

Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Nita secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Nita sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Nita dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Nita hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya.

"Nah, sekarang kamu pijitin tante ya... ini pakai body-lotion..." katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur.


Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Nita dan mulai memijit daerah punggungnya.


"Tante, bagian mana yang sakit..." tanyaku berlagak polos.

"Semuanya sayang... semuanya... dari atas sampai ke bawah.
"Bagian depan juga sakit lho...nanti Doni pijit ya..." kata Tante Nita sambil tersenyum nakal.


Aku terus memijit punggung Tante Nita, sementara itu aku merasakan penisku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Nita dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat... dan yang paling penting ikuti saja naluri...


"Tante sayang..., tali BH-nya boleh kubuka?" kataku sambil mengelus pundaknya.


Tante Nita menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Nita sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya... ahh lembut dan empuk. Tante Nita bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat.


Tante Nita dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar vaginanya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh vagina wanita dewasa... Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Nita. Sekarang tubuh Tante Nita tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun... sungguh suatu pemandangan yang indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku.


Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Nita mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku.


"Mmhh... Doni... kamu nakal ya..." katanya.

"Tapi tante suka khan...?"

"Mmhh.. terusin Don... terusin... tante suka sekali."


Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante Nita.
Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Nita. Kukecup leher Tante Nita dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya.

Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi.
Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Nita pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini.

"Tante seksi sekali..." kataku terus terang memujinya.

Kelihatan wajahnya langsung memerah.

"Ah.. bisa aja kamu merayu tante... kamu juga seksi lho Don... lihat tuh burungmu sudah siap tempur... ayo jangan bengong gitu... terusin pijat seluruh badan tante....," kata Tante Nita sambil tersenyum memperhatikan penisku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas.


Aku mulai menjilati payudara Tante Nita sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Nita tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan penisku.
Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Nita seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Nita. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah. Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Nita yang sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas vaginanya.

Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah vagina Tante Nita. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah.


"Mmhhh.. aahhh" desahan nikmat keluar dari mulut Tante Nita saat lidahku menjilati klitorisnya.

Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Nita terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya.

"Aduuh.. Donii... enak sekali sayang... iya sayang... yang itu enak.. emmhh .. terus sayang... pelan-pelan sayang... iya... gitu sayang... terus.. aduuh.. aahh... mmhh.." katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya.


Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Nita mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.


"Doni.. Tante mau keluaar... aah.. uuh..aahh...oooh.... adduuh... sayaaang... Doniiii.... terus jilat itu Don... teruus... aduuuh... aduuuh...tante keluaaar..."

Bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya.
Beberapa saat tubuh Tante Nita meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.

"Doni.. enak banget.... sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini..." katanya perlahan sambil membuka mata.

Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Nita, kubelai rambut Tante Nita lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu. Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Nita sudah mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba penisku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.

"Doni sayang... sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya..." katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku.

Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menjilati penisku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala penisku dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya... tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam mulutnya. Tante Nita mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya penisku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung. Kurasakan permainan oral Tante Nita sungguh luar biasa, sementara dia mengulum penisku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante Nita. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertama kali....

"Tante... Doni pengen masukin ke punya tante... " kataku sambil mencoba melepaskan penisku dari mulutnya.

Tante Nita mengangguk setuju, lalu ia membiarkan penisku keluar dari mulutnya.


"Terserah Doni sayang... keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante... tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini...."


Perlahan kurebahkan Tante Nita disebelahku, Tante Nita langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan penisku masuk. Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah. Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya dan tampaklah lubang vagina Tante Nita yang begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu....
Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menggerak-gerakkan pinggulnya,

"Doni sayang.. masukin punyamu sekarang, tante udah siap..."


Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk memasukkan penisku. Rupanya Tante Nita menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum.....


"Ini pengalaman pertama ya Don...."
"Iya tante...." jawabku malu-malu.

"Tenang aja... nggak usah buru-buru... tante bantu..." katanya sambil memegang penisku.


Diarahkannya kepala penisku ke dalam lubang vaginanya sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya, lalu dengan sedikit dorongan ke depan...masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya. Rasanya hangat dan basah.... sensasinya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh penisku ke dalam vagina Tante Nita, aah.. nikmatnya.


"Aaahh...Donii.. eemh..." Tante Nita berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama.


Sekalipun sudah diatas 40 tahun vagina Tante Nita masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram penisku. Aku merasakan vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama. Luar biasa nikmat rasanya....
Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Nita juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar....

Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa... maklumlah ini pengalaman pertamaku... kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme.


"Tante...Doni sudah hampir keluar.... aaah...uuh..." kataku berusaha keras menahan diri. "Terusin aja Don... kita barengan yaa.... tante juga udah mau keluar... aahh... Doni... tusuk yang kuat Don... tusuk sampai ujung sayang... mmhh...." Kata-kata Tante Nita membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya.

"Aduuh...Doni udah nggak tahan lagi..." aku benar-benar sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan penisku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Nita. Sementara itu Tante Nita juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua.

"Ayoo Don... tante juga mau...ahhhh...ahhh kamu ganas sekali....... aaaahhh.... Doniii.... sekarang Don.... keluarin sekarang Don... tante udah nggak tahan...mmmhhh".


Tante Nita juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku. Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat...

"Tante...aaaa...aaaagh....Doni keluaaaar.....aagh.." aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Nita. Bersamaan dengan itu Tante Nitapun mengalami puncak orgasmenya,

"Doniii.... aduuuh......tante jugaa....aaaah... I'm cumming honey... aaaahh.....aah...."


Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat di dalam vagina Tante Nita. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa.... aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya. Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Nita yang juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Nita. Tak lama kemudian Tante Nita membuka matanya dan tersenyum padaku,


"Gimana sayang...enak?" katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk.


Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya.


"Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali "making-love". Soalnya waktu "fore-play" tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Don...?"

Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak.
Tante Nita membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai 5 menit, energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan penisku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Nita dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat.

"Sudah siap lagi sayang...? Sekarang tante mau di atas ya...?" katanya sambil mengangkangi aku.


Dibimbingnya penisku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar penisku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Nita yang sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Nita duduk diatas badanku dengan penisku terbenam dalam-dalam di vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.


"Aahh...Doni... penismu sampai ke ujung... uuh.... mmhh... aahhh" katanya mendesah-desah.


Gerakan Tante Nita perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat penisku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya. Pantat Tante Nita terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat.
Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Nita. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Nita makin bergairah.

Gerakan Tante Nita makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya... seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol...

"Doni... tante sudah mau keluar lagi.... aaah... mmmhh.. uuuughhh..."
"Ayoo tante... Doni juga udah nggak tahan..."

Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Nita menekan seluruh berat badannya ke bawah dan penisku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan...
Tangan Tante Nita mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Nita merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan.

Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Nita karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun.
Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar... Tante Nita seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya.

Smenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Nita, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang "horny" dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Nita dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Nita pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar.


Sebaliknya kalau Tante Nita yang "horny", dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta. Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Nita tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Rahmat pergi tugas mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Nita justru mengharapkan Om Rahmat sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku. Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Nita.

Pernah suatu malam setelah Om Rahmat berangkat keluar kota, Tante Nita masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba payudaranya ternyata Tante Nita sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak disana, rupanya Tante Nita baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Nita belum merasa puas. Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Nita menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang merekah merah.

"Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang....." katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu. Karena aku rasa Tante Nita sudah sangat "horny", tanpa banyak basa-basi dan "foreplay" lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Nita diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Nita membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Nita diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi.

Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu.
Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Nita entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai, Tante Nita hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Nita.

Petualanganku dengan Tante Nita berjalan cukup lama, 2 tahun, sampai akhirnya kami merasa Om Rahmat mulai curiga dengan perselingkuhan kami. Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih menyempatkan diri menemui Tante Nita yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah berkurang oleh umurnya yang kini sudah kepala lima.


MENCARI PENGHASILAN TAMBAHAN...?
Klik di Sini =====> www.DT88-Network.Info

Read More......

Tante Keysha

Kamis, 22 November 2007

Tante Keysha yang Hot


Ini pengalamn kisah nyata gue...sampe sekarang gue masih sering teringat ma tante yang sangat baik bagi gue dia benrnama tante keysha. Gue pertama kenal dia di dunia chating,setiap hari selama 1 minggu gue sering chating ma dia dan belum bertatap mu tapi gue dah liat FS nya. Dia begitu cantik dan sexy,apalagi di pick nya dia memperlihatkan dada nya yang indah dan besar bgt.Makanya gue semangat chating ma dia,walaupun gue selalu menghabis kan uang saku gue buat chating ma tante tersayang. Dan setelah 1 minggu kami berjanji akan ketemu di suatu restorant di daerah kota medan.

Saat saya menunggu dia jantung saya nggak menentu,saya gugup bgt dan ini pertama kali gue ketemu ma tante2 yang bener sexy. Dan tiba2 ada yang memangil saya Andre ya...dan saya membalik, Wow mata saya hampir mau copot melihat wanita yang bener2 canti dan sexy berada di depan saya.

Saat itu dia memakai baju tanktop berwarna putih dan belahan dadanya sangat kelihatan bawahan nya memakai rok mini yang bener2 mini. setelah satu jam kami bertukar cerita, si tante ngajak jalan...saat itu kami nggak tau tujuan. Tapi kami jalanin aja kota medan sambil becanda di dalam mobil...tanpa kami sadari kami udah berada di brastagi di daerah kota medan. Hmmm sitante sempat kaget...koq kita ke sini ndre. aku bingung mau jawab apa? trs tante bilang, ya udah deh kita nginap di hotel aja yah, kamu mau nggka? tanpe menolak saya langsung iya kan ajakan nya.

Kami menginap di hotel yang sangat mewah. saat memasuki kamar hotel aku sangat gugup...gue nggak tau apa yang mesti gue lakuin nih ke si tante,gue bener binggung. Karna kami nggak membawa perlengkapan baju, kami sempatin belanja di sekitar pingiran jalan Berastagi... Si tante beli baju tidur yang sexy banget..waduh pada saat itu penis gue terus tegang. Sesampainya di hotel gue mandi, setelah gue dah selesai mandi si tante pergi mandi juga. Setelah itu kami berdua nonton TV sambil baecanda sesekali.

Tiba2 sitante bilang kamu nggak kedinginan Andre...tanpa banyak komentar si tante langsung ku peluk biar hangat. Tiba2 si tante mulai nyiumin dan jilatin kuping gue. Gue bener Horny bgt...langsung aja gue ciumin bibir nya...wow begitu
lembut. Ciuman kami semakin panas dan tangan gue mulai bermain di dada montok si tante. Dada tante bener2 masih ketat and padat, tangan gue mulai masuk kedalam baju daster nya si tante dan gue memainkan puting nya yang cukup gede. Dan tante Keysha mulai mendesah nggak karuan.

Gue tetap memainkan puting nya sambil meremas2 dada nya. Tante mulai buka baju kaos gue dan celana gue, tangan tante mulai nakal maini penis gue dari luar. Dan gue juga buka daster nya tante....wow dada nya tante bener gede bgt dan padat puting nya yang merah jambu...hmmmm. Lansung gue lumat sambil jilatin puting nya yang bener2 mengoda....dan tangan gue satu lagi sambil meremas2 dadanya yang satu lagi. Tangan si tante sekarang dah masuk ke dalam celana dalam gue.

Tiba2 dia nolak gue supaya gue telentang....dia terus buka celana dalam gue terus jilatin penis gue. Gila enak bgt bro jilatan si tante...mhhhh gua sambil mendesah nggak karuan. Udah cukup lama si tante jilatin penis gue...gue tidurin dia di tempat tidur dan sekarang giliran gue jilatin vagina nya si tante. Saat gue buka cd nya tante yang berwarna hitam..duh tuh vagina indah bgt..seperti kerang dan berwarna kemerahan...muncung guelangsung mendarat di klitoris nya si
tante.......mhhhhhhh.....ouuggghhh si tante mendesah desah enaka bgt ndre ouuugghhhhh dan jari tengah gue, gue masukin ke dalam lubang vagina nya tante...dan tante desahan nya tambah deras.

Lidah gue trs memainkan vagina tante....jari tengah gue gue cabut dan lidah gue sekarang yang masuk ke dalam lubang nya...ouuugggghhh ndre oouugghhh enak sayang enak bgt...ndre tante mau keluar ni...setelah 5 detik langsung lidah gue dibanjirin dengan cairan yang rasanya agak2 asin and kental bgt. Terus sitante lansung minta masukin penis gue kedalam lubangnya. Oouugghhhh vagina nya tante masih sempit bgt padahal dia sudah punya 2 anak.

"Ouugghhhh pelan2 ndre....mmhhhh" gue bener nggak tahan nih...langsung gue genjot n gue puter puter penis gue di dalam vagina nya tante.

"Ooouuggghhhhh yang kencang ndre, tante mau keluar lagi nih" dalam hati gue wow si tante dah keluar 2 kali sedangkan gue belom keluar.

"Tambah kencang ndre...ouuggghhhh" tante jambakin rambut gue dan terasa banjir bgt di dalam lubang itu rupanya si tante dah keluar.

Gue ganti posisi sekarang si tante dia tas...dia sanagt mahir membuat putaran yang sangat mengasyikan..oouugghhh tangan gue mulai meremes2 dada nya tante sambil memlintir2 puting nya yang membesar karena horny....oouuggghhhhhh gue ikutan goyangin pantat.........
gue....oouuugggg gue dah mulai mau keluar dan sitante juga dah mau keluar lagi......goyangan si tante makinkencang...ooouuuggghhhhh kami berdua mendesah bersamaan. Akhir nya spermague dah muncrat di dalam vagina nya si tante. Kami menginap 3 hari di Barastagi, hampir setiap saat kami melakukan nya. Tante bener kuat banget. Sekarang masih sering kencan ma tante di tempat yang sangat tertutup. Makasih tante, tante bener2 baik banet dan HOTTT..........
_________________

MENCARI PENGHASILAN TAMBAHAN...?
Klik di Sini =====> www.DT88-Network.Info



Read More......

Nikmatnya Tante Mirna

Nikmatnya Vagina Tante Mirna

Namaku Roy, saat kejadian ini usiaku baru 17 tahun. Kisah ini berawal 2 tahun lalu, karena kepindahan orangtuaku ke Bandung . Aku yang masih SMU juga harus ikut pindah ke Bandung . Sebagai warga baru seperti biasanya kami sekeluarga memperkenalkan diri dulu kepada tetangga-tetangga didaerah rumahku yang baru.

Ada satu tetangga yang membuat aku sangat tertarik, selain ramah dan baik aku juga terangsang dengan wajahnya yang cantik meskipun dari segi body tante Mirna ini kurang menarik. Tante Mirna berkulit putih, berwajah cantik dengan rambut sebahu dan berumur 35 tahun. Tante Mirna baru mempunyai anak satu, dan masih TK.

Setelah perkenalan itu ibu dan ayahku terbilang dekat dengan om dan tante Mirna (Mirna adalah nama suaminya). Karena kedua orangtuaku bekerja aku, sering sekali aku dikirimkan makanan-makanan dari tante Mir, dan kupikir ini kesempatan.

Suatu hari, di daerahku hujan lebat. Tiba-tiba Tante Mirna datang dengan keadaan basah kuyup, memberitahukan bahwa rumahnya bocor dan aku disuruhnya melihat dan membetulkan genteng rumahnya. Aku yang sedang dalam gairah tinggi melihat ini adalah kesempatan besar. Aku masuk ke dalam rumah tante Mirna, dan baru saja masuk aku langsung memeluk tante Mirna. Tante Mirna berontak tapi aku dengan kuat terus memeluknya dari belakang, kudorong tante Mirna ke sofa dan kulucuti pakaiannya satu persatu.

"Roy, kamu mau apa jangan macam-macam roy!" bentak tante Mirna,

Tapi aku yang sudah nafsu terus saja melucuti pakaian tante yang basah. Dengan cepat aku melucuti pakaian tante, dan terpampang jelas tubuhnya yang indah. Kuhisap langsung vaginanya yang merah dan minta disuntik dengan segera.

"Roy, mmmmhhhhh, geli roy. Jangan diteruskan roy, mmmmmhhhh"

Keluhnya dan aku masih tetap saja kujilati vagina tante Mirna. 5 menit aku jilati vagina tante Mirna, setelah itu kupaksa tante Mirna melayani burungku dengan mulutnya sampai tante Mirna muntah-muntah karena sepertinya memang baru sekali ini saja. Dan 5 menit berikutnya aku paksa kembali tante Mirna melayani kemaluanku dengan vaginanya.

"Ah, tante vagina keset banget sih. Kan susah masukinnya !", Kemaluanku baru masuk seperempat.

"Roy jangan roy, mmmmmmhhhhhhhhhhhhh ."

"Pokoknya tante harus melayani saya sampai sore "

"Jangan Roy, aduhhhh sakit roy" kemaluanku sudah tenggelam di kenikmatan yang tiada tara.
kupercepat tempo sodokanku, dan tante Mirna menggeliat dengan keringatnya yang menetes.

"Ayo tante, mmhhhhhh"

"Mmmmmmmmmhhhhhhhhh hhhhh, roooooiiii, reeeeeeeeeeeei"

Dihempaskannya tubuhku, kemaluanku mengayun saja setelah lepas dari bibir kemaluan tante Mirna. Tante Mirna bangun dan berdiri dalam keadaan bugil.

"Roy kamu harus tanggung jawab, tante gak terima kalo kamu yang main di atas"

Dipegangnya burungku, dimasukkannya lagi ke dalam bibir kemaluannya. Tante Mirna merem melek menahan kenikmatan burungku yang lumayan besar.

" Roy burung kamu ueeenak banget sih, tante genjot yah! "
" Iya tante, yang cepet ya tante "

Tante Mirna terus menggenjot kemaluanku, dan sekarang aku yang merem melek.

" uhhh. roy sayang tante mau keluar "
" keluarin aja tante "
" gantian dong sayang, tante capek nih "
" tante nunging yah, biar sama-sama enak". Tante Mirna menurut yang aku bilang.

Kucari lubang anus tante Mirna, karena aku belum sama sekali merasa mau keluar. Kucoba tusukkan kemaluanku ke anusnya dengan pelan,

" roy jangan disitu sayang, tante belum pernah sayang"
" tenang aja tante dijamin enak deh!"
"roy sakit roy, ahhhhhhhhhhhhhhhhhh hh. sakit roy udah roy" jerit tante Mirna setelah kemaluanku sudah masuk setengah anus tante Mirna

" enakkan tan, kemaluanku
" heeh enak banget, tapi jangan cepet2 yah roy "

Lima menit sudah kusodok lubang anus tante Mirna, tiba-tiba terdengar suara mobil jemputan anak tante Mirna sudah kembali dari sekolahnya. Aku yang belum keluar mempercepat sodokanku sedang tante Mirna sudah 2 kali.

"sayang udahan dulu yah!, Dona udah pulang tuh!". tante Mirna melepaskan kemaluanku yang masih tegang.

"tan, saya belum keluar nih"
"masak sih roy, kuat amat sih, Ya udah tunggu tante di kamar nanti tante nyusul."
"gak mau ah" kutarik lagi tante Mirna dan sekarang vagina yang kujadikan sasaran keberanganku.

"ahhhhhhhhhhhh. terus sayang.terus. jangan dilepasin dulu ya".
tiba-tiba Donna anak tante Mirna membuka pintu.

"mama, eh mama lagi ngapain sama om roy". Donna yang ketawa melihatku dengan mamanya dalam keadaan ngentot.

"Dona kekamar dulu ya, ganti baju dulu ya.mama lagi main dulu sama om roy"
"iya sana Dona masuk dulu, ntar om roy beliin coklat deh"

Donna yang belum tahu apa-apa langsung lari kekamar dengan senangnya karena aku janji belikan cokelat.

"terusin lagi dong roy, tanggung nih"

Kuteruskan lagi permainanku, sekitar sepuluh menit kemudian aku merasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku

"tante, roy mau keluar nih, mo bareng gak?"
"mmmmmmmmhhhhhhhhhh hhhhhh, terusin aja sayang kontol kamu enak banget sih, " tante juga mau keluar nih. mmmmmmmmmmhhhhhhhhh hhh"
"tante Mirna mmmmmmmmhhhhhhhhhhh hhh enak banget tante"

Tak lama kemudian kemaluanku terasa ada rasa hangat yang luar biasa.
"tante juga keluar roy, burung kamu enak banget ya!"
"vagina tante juga luar biasa"

Aku memeluk tante Mirna dengan erat sambil tiduran disebelahnya tanpa melepas burungku didalam vagina tante Mirna

"Roy kamu udah merawanin 2 lubang tante, kamu tuh yang baru pertama kali ngerasain pantat sama mulu tante, ternyata kamu hebat banget deh"
"tante, kapan-kapan boleh minta lagi ya!"
"diatur ajalah, yang penting waktunya enak"
"makasih ya tante"

Aku dan tante Mirna berciuman sebelum pulang dan keesokan paginya kami melakukan lagi, dan terus melakukan setelah Dona dan Om Mirna berangkat. Kadang kalo ortuku mudik atau menengok kakakku yang kuliah dijakarta, tante Mirna datang kerumahku walaupun Om Mirna ada dirumah. Dengan alasan mengantar makanan, kami sempat melakukan walau kilat saja, tapi aku puas.

Ini terus kulakukan sampai pada saat tante Mirna hamil, dan menurutnya itu adalah benihku. Aku sempat melihat anak pertamaku, sebelum aku harus kuliah di Jakarta menyusul kakakku disana. Tapi kalo aku pulang ke Bandung, aku masih melakukannya dengan tante Mirna. Mungkin aku jatuh cinta pada vagina tante Mirna, dan sepertinya aku mengidap odipus complex. Karena di jakarta pun aku juga sering melakukannuya dengan tante-tante sebaya tante Mirna walaupun tak seenak vagina tante Mirna tak apalah untuk selingan aja kok. Tapi tetap saja burungku buat vagina tante Mirna. Love tante Mirna.


MENCARI PENGHASILAN TAMBAHAN...?
Klik di Sini =====> www.DT88-Network.Info

Read More......